MARTIRNEWS.COM - Juru Bicara Presidium Alumni (PA) 212, Haikal Hassan mengaku dirinya saat ini dirinya sedang dimusuhi oleh pemerintah ...
MARTIRNEWS.COM - Juru Bicara Presidium Alumni (PA) 212, Haikal Hassan mengaku dirinya saat ini dirinya sedang dimusuhi oleh pemerintah karena menjadi oposisi.
Ia menceritakan bagaimana dirinya saat ini jarang mendapat panggilan untuk mengisi suatu acara.
Pria yang akrab disapa Babe Haikal itu lantas membuka percakapannya dengan seorang kliennya yang mengatakan bahwa dirinya tidak lagi mendapat panggilan pekerjaan karena terlibat di dalam gerakan 212.
Dikutip dari YouTube Refly Harun, Senin (27/4/2020), awalnya ahli hukum tata negara Refly Harun menanyakan kepada Haikal apakah saat ini Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah mengecewakannya.
Haikal lalu menjawab bahwa Prabowo, pria yang dulu pernah ia dukung itu saat ini telah membuatnya kecewa.
Ia mengungkit tentang pernyataan yang baru saja dikeluarkan oleh Prabowo baru-baru ini.
Seperti yang diketahui Prabowo melalui akun Facebook resminya mengunggah sebuah video pada Rabu (22/4/2020).
Video tersebut berisi tentang kesaksiannya soal kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang selalu berpihak pada rakyat.
Namun bagi Haikal hal tersebut tidak benar, ia tidak merasa diperhatikan oleh pemerintah.
"Sejauh ini Beliau mengatakan, Beliau menyaksikan bahwa siaran yang terbaru 'Pak Jokowi sangat memerhatikan kepentingan rakyat'. Kalimat itu cukup mengecewakan kami, rakyat yang mana yang diperhatikan?" kata Haikal.
Haikal menuding rakyat yang diperhatikan hanyalah para pendukung pemerintah saja.
Atas dasar tersebut ia menyayangkan sikap pemerintah, menurutnya negara seharusnya juga bisa mengayomi oposisi seperti dirinya.
"Rakyat yang diperhatikan adalah rakyat yang mendukungnya, seharusnya bapak yang baik kalau punya anak yang nurut sama anak yang bandel sikap bapak itu harus mengayomi dua-duanya," kata Haikal.
Refly lalu mempertanyakan apakah Haikal mengakui dirinya anak yang bandel.
Haikal mengiyakan hal tersebut, namun ia tetap menegaskan dirinya adalah bagian dari Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Saya anak yang nakal, saya anak yang bandel tapi bagaimanapun dibelah dada saya adanya NKRI, adanya taat kepada pemerintah sebagai ulil amri," ucapnya.
"Tapi jangan kami dimusuhi dong, gitu loh," lanjut Haikal.
Buka-bukaan Pesan WA
Refly lantas menanyakan mengapa Haikal merasa dimusuhi oleh pemerintah.
Haikal lalu menjelaskan bahwa dari banyaknya klien yang ia miliki, kini dirinya sudah sepi panggilan kerja.
"Kebetulan lagi tadi saya lagi mengevaluasi, saya lagi bongkar-bongkar arsip, Pak Prof ini klien saya Pak Prof," ucap Haikal sambil menunjukkan selembar kertas berisi sejumlah nama perusahaan BUMN, dan swasta.
"Banyak sekali," saut Refly.
"Tapi sekarang tidak ada yang berani mengundang Pak Prof," balas Haikal.
Haikal mengatakan saat ini puluhan perusahaan yang menjadi kliennya tersebut tidak ada lagi yang berani untuk mengundang dirinya.
"Enggak ada yang berani," tuturnya.
Ia lalu menunjukkan sebuah pesan di aplikasi WhatsApp (WA) dengan kliennya.
Pada percakapan tersebut diketahui Haikal tidak mendapat pekerjaan lantaran pernah terlibat dengan gerakan 212 yang menjadi oposisi pemerintah.
"Pak Prof ini lagi puasa, demi Allah saya bersumpah, saya mendapat WA dari teman saya yang biasa mengundang dan dia staf di bagian Humas," kata dia.
"Dia berkata, maaf Pak Haikal kami tidak bisa mengundang Bapak lagi, karena Bapak 212."
"Maksudnya Wiro Sableng itu, 212?" kata Refly sambil tertawa.
"See (lihat)? Kan konyol, 212 itu apa, kenapa jadi musuh," lanjut Haikal.
Haikal menegaskan seharusnya negara tetap bisa mengayomi orang yang kritis terhadap pemerintah.
"Kalau seorang Ayah yang bijak, anak yang nurut sama anak yang bandel harusnya diayomi," tandasnya.
Sumber: tribunwow