MARTIRNEWS.COM - TERUNGKAP Peran Megawati Jaga Baasyir dari Incaran Amerika, Tegas Menolak Permintaan Presiden Bush Hari ini Jumat (8/1/202...
MARTIRNEWS.COM - TERUNGKAP Peran Megawati Jaga Baasyir dari Incaran Amerika, Tegas Menolak Permintaan Presiden Bush
Hari ini Jumat (8/1/2021) pagi, mantan terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir telah bebas murni dari Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur.
"(Abu Bakar Baasyir) sudah bebas dalam perjalanan ke Solo," kata kuasa hukum Ba'asyir, Achmad Michdan saat dikonfirmasi, Jumat pagi.
Baasyir diketahui keluar dari Lapas Kelas IIA Gunung Sindur pada pukul 05.21 WIB pagi tadi.
Ia tampak didampingi keluarga dan pengacara saat keluar dari depan pintu gerbang lapas.
Baasyir dinyatakan bebas murni karena telah menyelesaikan masa pidana selama 15 tahun.
"Yang bersangkutan akan dibebaskan pada 8 Januari 2021 sesuai dengan tanggal ekspirasi atau berakhirnya masa pidana," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Rika Aprianti, Senin (4/1/2021).
Baasyir divonis 15 tahun hukuman penjara oleh majelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) pada 2011.
Putusan itu tak berubah hingga tingkat kasasi.
Baasyir, yang merupakan pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jateng,
Ia dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan menggerakkan orang lain dalam penggunaan dana untuk melakukan tindak pidana terorisme.
Di balik proses hukum yang dijalani Baasyir di Tanah Air, ada peran Presiden RI Megawati Soekarnoputri.
Baasyir pernah hampir diekstradisi oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk ditahan di penjara khusus Guantanamo.
Dilansir dari pemberitaan Tempo pada 30 Desember 2004, Presiden AS saat itu, George Walker Bush menginginkan amir Jemaah Ansharut Tauhid (JAT) itu dipenjarakan di Guantanamo.
Hal itu disampaikan mantan penerjemah Bush, Fred Burks.
Bahkan Bush mengirim utusan khusus untuk menyampaikan keinginannya kepada Presiden RI saat itu, yakni Megawati Soekarnoputri.
Tak tanggung-tanggung, utusan khusus yang dikirim Bush ialah seorang agen badan intelijen AS (CIA).
Agen CIA itu diutus bertemu langsung Megawati.
Agen CIA tersebut didampingi Duta Besar AS untuk Indonesia Ralph L Boyce, Ahli Indonesia di Dewan Keamanan Nasional (NSC) Karen Brooks, dan juga Burks sendiri.
"Pertemuan itu disampaikan utusan khusus Presiden Bush dalam pertemuan rahasia di rumah Megawati," ujar Fred Burks, sebagaimana dikutip dari Tempo.
"Dan Megawati sama sekali tidak tahu kalau utusan khusus itu seorang agen CIA," kata Burks.
Pasalnya, Boyce hanya memperkenalkan wanita tersebut sebagai utusan khusus Bush.
Pertemuan itu berlangsung singkat, hanya sekitar 20 menit.
Burks bilang, obrolan dalam pertemuan itu didominasi oleh Megawati dan agen CIA yang merupakan utusan khusus Presiden Bush.
Agen CIA tersebut menyampaikan keinginan Bush agar Megawati memastikan Polri menangkap Ba’asyir sebelum berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Los Cabos, Meksiko, Oktober 2002.
Di luar dugaan, Megawati menolak permintaan tersebut. Mulanya Megawati beralasan sosok Ba’asyir sangat dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.
Megawati bilang, jika tiba-tiba Ba’asyir menghilang maka akan memunculkan kecurigaan dari publik.
Hal itu, kata Megawati, akan menyulitkan pemerintah Indonesia.
Megawati pun meminta penolakannya terhadap permintaan Bush itu tak mengganggu hubungan bilateral antara Indonesia dan AS.
Keempat perwakilan AS itu lantas terkejut mendengar Megawati yang langsung menolak.
Pasalnya pertemuan itu langsung diinisiasi oleh Bush.
"Mereka bertiga (Boyce, agen CIA, dan Brooks) sampai harus bertanya kepada dia (Megawati) untuk memastikan kebenaran ucapan (penolakan) Megawati di akhir pertemuan,” tutur Burks.
Permintaan Bush yang ditolak Megawati itu juga diakui Baasyir saat membacakan eksepsi di PN Jakarta Selatan, pada 24 Februari 2011.
Awalnya Baasyir mengutip pernyataan Duta Besar AS ketika berpidato di Universitas Islam Negeri.
"Abu Bakar akan kami usahakan supaya tak bisa lagi mengurusi organisasinya," ujar Ba'asyir ketika membacakan nota keberatannya.
Ia lalu menceritakan upaya AS meminta Megawati mengizinkan ekstradisi dirinya ke Guantanamo namun ditolak.
"Tetapi Megawati menolak tegas sehingga makar pertama ini gagal," kata Ba’asyir.
Sumber: tribunnews